SENI PERTUNJUKAN LUDRUK Bahan Bacaan dan Referensi untuk Siswa SD dan SMP se Kabupaten Malang
Rp 75.000
SENI PERTUNJUKAN LUDRUK Bahan Bacaan dan Referensi untuk Siswa SD dan SMP se Kabupaten Malang
Ludruk adalah seni pertunjukan tradisional dari Jawa Timur yang menggabungkan tari, musik, cerita, dan komedi. Naskah ini memberikan wawasan mendalam tentang Ludruk, mulai dari definisinya, unsur-unsur di dalamnya, hingga hubungannya dengan kisah pahlawan.
Pertunjukan Ludruk sudah ada sejak awal abad ke-20 dan digemari masyarakat pedesaan karena mencerminkan kehidupan sehari-hari. Ludruk disajikan dengan dialog jenaka, tarian, dan nyanyian. Selain sebagai hiburan, Ludruk juga berperan penting di masa perjuangan. Seniman Ludruk legendaris, Cak Durasim, menggunakan pertunjukannya untuk menyindir penjajah Jepang dan membangkitkan semangat nasionalisme rakyat.
Ciri khas Ludruk meliputi Tari Remo sebagai tarian pembuka, gamelan sebagai musik pengiring, penggunaan bahasa Jawa Timuran, serta dagelan (lawakan) yang lucu. Salah satu lakon terkenal yang dibahas adalah Sarip Tambak Oso. Kisah ini menceritakan seorang pemuda pemberani yang membela rakyat, mengajarkan nilai-nilai seperti keberanian dan kebaikan. Pada akhirnya, Ludruk adalah warisan budaya yang penting untuk dilestarikan, karena menyampaikan pesan-pesan moral yang mendidik.
Ukuran Buku 21 x 14 cm
Tebal Buku vii, 77 hlm
Penulis
Sri Widyowati Kinasih
Rina Wijayanti
Rizaningrum Mahanani
RR.Widya Ayu Retno Luki A
Editor
Prof. Dr. Robby Hidajat, M.Sn.
Pertunjukan Ludruk sudah ada sejak awal abad ke-20 dan digemari masyarakat pedesaan karena mencerminkan kehidupan sehari-hari. Ludruk disajikan dengan dialog jenaka, tarian, dan nyanyian. Selain sebagai hiburan, Ludruk juga berperan penting di masa perjuangan. Seniman Ludruk legendaris, Cak Durasim, menggunakan pertunjukannya untuk menyindir penjajah Jepang dan membangkitkan semangat nasionalisme rakyat.
Ciri khas Ludruk meliputi Tari Remo sebagai tarian pembuka, gamelan sebagai musik pengiring, penggunaan bahasa Jawa Timuran, serta dagelan (lawakan) yang lucu. Salah satu lakon terkenal yang dibahas adalah Sarip Tambak Oso. Kisah ini menceritakan seorang pemuda pemberani yang membela rakyat, mengajarkan nilai-nilai seperti keberanian dan kebaikan. Pada akhirnya, Ludruk adalah warisan budaya yang penting untuk dilestarikan, karena menyampaikan pesan-pesan moral yang mendidik.
Ukuran Buku 21 x 14 cm
Tebal Buku vii, 77 hlm
Penulis
Sri Widyowati Kinasih
Rina Wijayanti
Rizaningrum Mahanani
RR.Widya Ayu Retno Luki A
Editor
Prof. Dr. Robby Hidajat, M.Sn.
Diskusi